BERMULA DARI KELOMPOK PENGAJIAN
Akan sangat berbeda dengan BMT pada umumnya. BMT Nurul Huda bermula
dari ide para aktivis pengajian dibawah Lajnah Dakwah Yayasan Islam Nurul Huda
Purbalingga yang ingin mengkonsep gerak ekonomi untuk anggotanya. Ide sederhana
ini kemudian disambut baik oleh semuanya. Hingga akhir cerita KELOMPOK TABUNGAN
TA’AWUN menjadi cikal bakal gerak ekonomi kelompok pengajian ini.
Iuran tabungan dari anggota untuk anggota oleh anggotapun berjalan
sebagaimana layaknya koperasi. SEMBAKO adalah pilihan sederhana kelompok
tabungan ta’awun untuk diperdagangkan. Bahan-bahan primer untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia (KDM) pun dimulai. Dari beras yang mengisi perut hingga
sabun untuk membersihkan badan dijajakan oleh PAK GITO Wirasana, sebagai
punggawa Tabungan ta’awun ini. Tersebutlah ada Mukhlasin, Mustofa, Wildan,
Hanif dan beberapa aktivis yang membidani kelompok tabungan ta’awun ini. Bermarkaz
di tempatnya Pak Soiman Bojongsari, ta’awun mengendalikan segala sisi geraknya.
MAN JADDA WAJADA… sesiapa yang bersungguh-sungguh ia akan
mendapatkannya. Sisi ini yang tidak dipunyai oleh kelompok tabungan ta’awun.
Idealisme mereka yang selangit akhirnya tumbang oleh realita. Penanganan
manajemen yang semwarut hingga akhirnya terbitlah istilah “AKU RAPOPO” (Aku
Rapuh dan Porak Poranda)…he he.. sekedar flash back..
Tapi apapun akhirnya… toh kita tetap meminjam istilahnya Pak Karno “JAS
MERAH “Jangan sekali-kali melupakan
sejarah”
Kelompok tabungan inilah yang mengukir sejarah besar hingga terbitlah
BMT NURUL HUDA dikemudian hari.
CAMPUR TANGAN YAYASAN
Uang dari kelompok ta’awunpun masih tetap digerakkan dengan sedikit
terseok-seok. Ide besar oleh yayasan Nurul Huda sebagai induk semang pun mulai
muncul.
Tindakan mengumpulkan dana pihak ke tiga dirasa sangat membahayakan
kalau tidak berpayung hukum. Cerita punya cerita KSU ROKHIS yang selama ini
badan hukumnya parkir dilemari yayasan mulai dilirik.
Ide besar yayasan adalah, bagaimana kalau sekup penggalangan dan
pelayanan bisa dibesarkan dan diperluas jangkauannya. Akhirnya dengan berpayung di KSU ROKHIS pada sisi
unit jasa keuangan, mulailah berjalan sekitar tahun 2009. SIMPANAN DAN
PEMBIAYAAN pada KSU ROKHIS. Tetap
bermarkaz di tempatnya bapak Soiman usaha ini terintis.
Madi Hakim, ST pun digandeng oleh Ustadz Furqon Syuhada. Kajian demi
kajian, hingga analisa membesarkan KSU ROKHIS pun mulai dilakukan. Anjangsana
dan silaturahmi ke BMT ARAFAH Solo terjadi. Wal hasil bermodal seadanyapun
jadilah BMT.
Bermula dengan menggandeng 1 karyawan
bernama Edi Priyanto BMT kecil ini berjalan…
Hal yang sangat ironis karena membuat bmt hanya bermodalkan nekad dan
coba-coba.
Mengkayuh sepeda kumbang sejenis inilah untuk menarik tabungan ke
desa-desa. Melelahkan tapi mengasyikan kalau sekedar cerita untuk
melawan lupa. Jarum-jam meloncat diangka demi angka. Ada ide untuk menambah
karyawan bernama Dedi setiawan, A.Ma. Orang ini lebih energik karena telah
berpengalaman dibidang lembaga keuangan sebelumnya di BMT EMAS. BMT besar di kota ini.
Perjalanan mungkin tidak mengkayuh sepeda kumbang lagi, tapi sedikit
ngetren menggunakan motor.
Motor sejenis ini awal mula ikut menorehkan sejarah. Motor ini telah
berjasa besar ikut membesarkan Nurul Huda hingga seperti hari ini. Jangkauan
setelah menggunakan motor miliknya Dedi
ini lebih luas, Mulai Kutasari, Bojongsari hingga ke kecamatan tetangga yakni
Bobotsari
Inilah sosok Dedi setiawan. Bersama Edi, ia bermimpi besar untuk
memajukkan UJKS ROKHIS. Perjalanan sejarah yang fantastis. Dengan gaji yang
sangat minim, dan management yang semrawut UJKS ROKHIS berjalan apa adanya.
Perjalanan ini masih terkawal dengan manis oleh Sang Kreator bernama
Madi Hakim, ST. Lulusan ITB Teknik mesin ini bercita-cita ingin membumikan praktik perbankan syariah yang besar dan benar. Keterbatasan ruang waktu dan intensitas bertemu dengan praktisi di lapangan memaksa ia harus memenej dengan remote control karena beliau berada di
Kepulauan Matak. Hanya sesekali waktu saja bila berada di Purwokerto ia sempatkan untuk rapat kordinasi dengan rekan-rekan yang ada di lapangan.
Praktis segala sisi teknis maupun non teknis adalah 2 orang ini yang menghandel.
Praktis segala sisi teknis maupun non teknis adalah 2 orang ini yang menghandel.
Sebagai manajer bayangan yang tidak ngantor adalah Riyanto. Sosok
inilah yang sering menasehati dua orang ini untuk selalu sabar diatas rel juang
ekonomi syariah. Dedi dan Edi adalah dua sejoli yang akrab, tapi berlainan karakter.
Edi passive dan pendiam, sementara Dedi agressif dan cerewet.
SDM tidak ada yang mumpuni, Manajemen belum ada yang menguasai, Modal
berupa duit juga tidak seberapa, Kantor sebagai markaz untuk memulai usaha juga
masih numpang di tempate pak soiman yang sama sekali jauh dari kesan kantor.
Setahun kemudian masuklah pak jaiz Sutoyo. Orang ini pendiam, tapi ia terbekali pengalaman dalam sisi market. Atas
pertimbangan dari Pak Riyanto, Mahluk ketiga di UJKS ROKHIS pun akhirnya
direkrut. Tiga orang ini kemudian bergabung menjadi tiga serangkai untuk
menciptakan ide-ide kreatif yang konstruktif.
Membasmi RIBA tentu visi dan misi yang tak pernah lekang dari awal mula
berdiri lembaga ini. Dan tiga serangkai ini selalu sepakat untuk berkomitmen.
Darah segar menggerakan roda bmt dibawah payung UJKS "ROKHIS" pun mengalir. Dukungan dana dan daya dari masyarakatpun mulai ada.
Darah segar menggerakan roda bmt dibawah payung UJKS "ROKHIS" pun mengalir. Dukungan dana dan daya dari masyarakatpun mulai ada.
Inilah papan nama awal sebagai tanda bahwa bengkel tempatnya pak
soiman yang sederhana ini ternyata juga merangkap sebagai kantor sebuah lembaga
keuangan.
BELUM SELESAI.........
Faktor yang mendorong didirikannya BMT Nurul Huda Purbalingga adalah adanya kenyataan bahwa umat islam, khususnya warga Muslimin di Kabupaten Purbalingga jumlahnya cukup besar yang pada umumnya tingkat ekonomi mereka tergolong pada kelas menengah kebawah dan usaha-usaha ekonomi yang mereka lakukan adalah usaha kecil dan menengah sehingga perlu mendapatkan sentuhan.
Berdasarkan hal tersebut, maka timbul pemikiran untuk menghimpun kaum Muslimin yang jumlahnya cukup besar sebagai kekuatan sumber dana dan apabila kita dapat dengan amanah, aman, dan profesional, tentu akan menjadi kekuatan modal untuk memberdayakan ekonomi umat. Disamping itu dana yang berupa jariyah, infaq, dan shodaqoh dari kalangan Kaum Muslimin dapat dihimpun melalui BMT Nurul Huda Purbalingga yang akan disalurkan bagi kaum dhuafa yang membutuhkan.
Kegiatan utama BMT Nurul Huda Purbalingga adalah menghimpun dana dari masyarakat baik berupa titipan amanah, investasi mudharabah ataupun berupa infaq, shodaqoh dan jariyah untuk selanjutnya disalurkan dalam bentuk pembiayaan baik untuk usaha produktif maupun konsumtif serta talangan dana yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan prinsip syariah Islam berdasarkan qaidah fiqih dan dalil-dalil syar’i yang dapat dipertanggung jawabkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar